Suara.com - Penyintas gempa Cianjur harus terpaksa bertahan di tengah kondisi gelap gulita pada malam hari karena terbatasnya pasokan listrik, terutama mereka yang mengungsi di lokasi pengungsian sekitar Kampung Babakan Imbangan, Desa Cibulakan Kecamatan Cugenang.
Seorang pengungsi bernama Ayung mengeluhkan penerangan yang minim itu. Terlebih, ia memiliki anak kecil.
"Saya masih alami tanpa penerangan berarti. Punya anak kecil, cuma ada baterai lampu terangnya segini, saya mohon bantuannya," ujarnya di lokasi pengungsian, Rabu (24/11/2022).
Selain penerangan yang minim, ia juga mengeluhkan lingkungannya banyak lalat dan nyamuk karena hujan turun.
Baca Juga: Ini Video Wakil Ketua Komisi V DPR Roberth Rouw Tertawa saat Ada Gempa Cianjur, Netizen Marah: Blok!
Sementara itu, bantuan makanan sudah terpenuhi, hanya saja kebutuhan pasokan listrik dan penerangan untuk jalanan masih susah. Terlebih, ia membutuhkan penerangan untuk berjalan mencari makan malam keluarga.
"Ada 25-30 orang yang mengungsi, ada yang keluar cari makan," ujar dia.
Alasan Ayung beserta keluarga lainnya masih bertahan mengungsi dengan tenda mandiri, karena sudah merasa nyaman.
Dirinya berharap penerangan segera masuk untuk kampungnya, serta berbagai jenis bantuan lainnya.
Pengungsi di sekitar Kampung Babakan Imbangan juga diantaranya adalah balita dan anak-anak kecil. Masyarakat sekitar juga memanfaatkan lampu petromaks untuk penerangan. [ANTARA]
Baca Juga: Duh, Mobil Berisi Bantuan Untuk Korban Gempa Cianjur Dihadang Hingga Harus Putar Jalan